AdaroEnergy (ADRO) dan Zaman yang Berubah. Dalam suatu forum yang digelar oleh Kedutaan Besar Indonesia di London, Inggris pada akhir Mei 2021, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan bahwa pemerintah Indonesia akan menghentikan operasional pembangkit listrik berbahan bakar batu bara secara bertahap.
› Ekonomi›Industri Kemaritiman Indonesia... Kemandirian industri kemaritiman masih menjadi tantangan, sekaligus peluang. Ekosistem industri kemaritiman sangat besar. Sayangnya, peluang itu masih banyak dipenuhi dari sisi impor. OlehStefanus Osa Triyatna 4 menit baca KOMPAS/AGUS SUSANTO Nelayan menarik alat tangkap ikan di Pelabuhan Kali Adem, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu 30/5/2021. Industri kapal perikanan tangkap menyerap hampir 2 juta pekerja. Namun, penyerapan yang tergolong tinggi ini belum sejalan dengan perlindungan yang diperoleh awak kapal perikanan. Pengabaian hak-hak pekerja atau buruh kapal dialami awak kapal asal Indonesia, baik yang bekerja di kapal ikan dalam negeri maupun KOMPAS — Di tengah ekosistem industri kemaritiman Indonesia yang besar, kemandirian industri di sektor ini masih menjadi tantangan sekaligus peluang. Hingga kini, jumlah pelaku industri kemaritiman Indonesia sekitar 1 persen dari total populasi atau sekitar 2,7 juta jumlah kapal di Indonesia sangat besar, fakta-fakta yang ada menunjukkan Indonesia lebih banyak mengimpor kapal baru ataupun bekas, kecuali kapal-kapal di bawah kapasitas 500 gros ton GT yang mudah diproduksi sendiri. Selain itu, Indonesia juga masih mengimpor suku cadang, permesinan, alat listrik, dan pompa kapal. ”Kita juga masih impor alat keselamatan dan navigasi dari luar negeri, bahkan kita masih impor aturan internasional. Di sinilah, kami berharap, pendidikan ilmu terapan pelayaran dapat menjawab berbagai persoalan yang dihadapi industri kemaritiman sehingga Indonesia mampu berdaulat di atas perairannya sendiri,” kata Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotan DPP Indonesian National Shipowners’ Association INSA Zaenal Arifin Hasibuan dalam webinar ”Menciptakan Inovator Kreatif dan Berdaya Saing untuk Konektivitas Keselamatan Pelayaran” di Jakarta, Senin 21/6/2021.Webinar ini digelar terkait dengan pengenalan lebih dekat Pendidikan Magister Terapan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran STIP Jakarta yang didirikan Kementerian Perhubungan Kemenhub.Indonesia lebih banyak mengimpor kapal baru ataupun bekas, kecuali kapal-kapal di bawah kapasitas 500 gros ton yang mudah diproduksi juga Belanda Terus Bermitra Kembangkan Industri Perkapalan IndonesiaKompas/Bahana Patria Gupta Kapal-kapal di Selat Madura di Surabaya, Jawa Timur, Selasa 8/6/2021. Tanggal 8 Juni dikenal dengan Hari Laut Sedunia. Sebagai kawasan tangkapan ikan, Selat Madura tercemar oleh limbah yang sebagian besar didominasi limbah rumah tangga melalui sungai yang bermuara ke selat. Sejumlah penelitian menemukan kandungan mikroplastik pada air dan sedimen di selat menambahkan, dalam penyelenggaraan pelayaran di seluruh dunia, faktor terjaminnya keselamatan pelayaran menjadi hal terpenting. Parameter lainnya adalah tercapainya perlindungan keamanan maritim, rendahnya biaya logistik nasional, yang sampai saat ini industri pelayaran masih berjuang pada angka biaya logistik 23 persen selama lebih dari 20 tahun, serta kemandirian negara dalam berniaga secara internasional.”Kita mesti memiliki SDM sumber daya manusia yang unggul dan berdedikasi. SDM adalah faktor kunci industri pelayaran. Lebih baik kita mempunyai pelaut-pelaut besi di atas kapal kayu ketimbang memiliki pelaut-pelaut kayu di atas kapal besi,” tutur dia, Indonesia sampai saat ini boleh dibilang menjadi pemilik kapal terbanyak di dunia berdasarkan Register of Nationality. Berdasarkan data Kemenhub, kapal penumpang dan niaga per Juni 2021 berjumlah sekitar membeberkan ketergantungan Indonesia dari aspek komoditas yang masih diangkut menggunakan kapal asing sebesar 95 persen. Untuk itu, Indonesia membutuhkan terobosan agar bisa mandiri dalam berniaga secara sampai saat ini boleh dibilang menjadi pemilik kapal terbanyak di dunia berdasarkan Register of Nationality. Berdasarkan data Kemenhub, kapal penumpang dan niaga per Juni 2021 berjumlah sekitar juga Buku Putih, Pedoman Wujudkan Indonesia Poros Maritim DuniaJika dikaitkan dengan pelayaran, lanjutnya, devisa yang berasal dari sektor pariwisata dan tenaga kerja Indonesia juga sangat erat kaitannya dengan dunia pelayaran, seperti ekspor sawit senilai Rp 282 triliun, sektor pariwisata Rp 280 triliun, batubara Rp 263 triliun, minyak dan gas Rp 233,8 triliun, tenaga kerja sebesar Rp 218 triliun Rp 150 triliun berasal dari pelaut, tekstil Rp 180 triliun, kayu hasil hutan Rp 162 triliun, dan barang elektronik Rp 109 MAQBOOL Sejumlah nelayan mencoba memindahkan kapal penangkap ikan ke tempat yang lebih aman di pantai Laut Arab di Mumbai, India, Senin 17/5/2021. Topan Tauktae yang muncul di Laut Arab menghantam pantai barat India pada hari itu. Pihak berwenang telah mengevakuasi ratusan ribu orang dan menangguhkan vaksinasi Covid-19 di salah satu negara bagian. Direktur SDM dan Umum PT Pelabuhan Indonesia II Ihsanuddin Usman memandang, berbagai persoalan yang dihadapi industri kemaritiman, khususnya sektor pelayaran, diharapkan dapat dipecahkan dengan kekuatan SDM yang unggul. Caranya adalah dengan mampu melihat persoalan dari hulu ke hilir, kemudian memberikan solusi melalui nilai tambah pada setiap persoalan pelayaran.”Tidak hanya menghasilkan orang hebat secara profesi, tetapi juga bisa melihat persoalan itu sebagai satu kesatuan ekonomi. Kemudian, mendorong keunggulan yang kompetitif dengan kemampuan membangun kemitraan yang lebih strategis. Tidak hanya untuk satu industri atau perusahaan, melainkan pada satu ekosistem,” lainnya, lanjut Ihsanuddin, membangun industri logistik yang unggul dan kompetitif. Selama ini, biaya logistik kerap masih dirasakan berat. Pelabuhan memiliki peran yang tidak besar secara angka, tetapi secara signifikan mempunyai posisi strategis. Karena itu, Pelindo II berharap adanya bisnis model baru yang bisa memecahkan persoalan biaya logistik.”Bisnis model yang sekarang boleh jadi untuk 5-10 tahun yang akan datang sudah tidak relevan. Kita memerlukan bisnis model terkait pengembangan jaringan logistik. Tidak hanya melihat pelabuhan semata, tetapi juga bagaimana hubungan logistik darat dan pergudangan, serta nilai tambah apa yang bisa diberikan sehingga jaringan logistik kita bisa kompetitif,” ucap pendidikan ilmu terapan pelayaran tidak hanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah selaku regulator, tetapi juga yang paling banyak adalah untuk memenuhi kebutuhan industri Jenderal Kemenhub Djoko Sasono menambahkan, pembangunan pendidikan ilmu terapan pelayaran tidak hanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah selaku regulator, tetapi juga yang paling banyak adalah untuk memenuhi kebutuhan industri dilihat dari jumlah aparatur sipil negara ASN di Kemenhub yang berjumlah hampir orang saat ini, hanya sekitar 17 persen yang berlatar belakang pendidikan berbasis ilmu terapan. Artinya, kata Djoko, masih kurang untuk memberikan penguatan-penguatan layanan kepada KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Kementerian Kelautan dan Perikanan mengamankan dua kapal ikan asing ilegal berbendera Vietnam yang mencuri ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia 711 Laut Natuna Utara, Senin 5/4/2021. Kapal yang mengoperasikan alat penangkapan ikan pukat harimau yang ditarik dua kapal itu membawa total muatan ikan 1 Djoko, dengan peningkatan kualitas SDM bidang pelayaran, lulusan STIP Pelayaran Jakarta diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan berbagai terobosan inovatif bidang pelayaran. Berdasarkan Indeks Inovasi Global Tahun 2020, Indonesia masih berada di peringkat ke-85. Sementara beberapa negara ASEAN berada di posisi yang lebih baik dari Indonesia, misalnya Singapura berada di peringkat ke-8, Malaysia peringkat ke-33, Vietnam peringkat ke-42, dan Thailand peringkat ke-44.”Lewat peringkat ini, masih banyak ruang yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki posisi peringkat tersebut. Dari sisi SDM, peningkatan bisa dilakukan melalui penciptaan SDM di sekolah magister ilmu terapan,” kata juga Potensi Industri Baja Masih Besar

Selainitu, Indonesia juga telah melakukan beberapa kerja sama internasional dalam rangka perlindungan dan pelestarian lingkungan laut baik secara global, regional, bilateral dan multilateral. Semua ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia sebagai bentuk tanggung jawab Indonesia terhadap kewajiban-kewajiban yang diamanatkan oleh UNCLOS 1982

Sejarah kemaritiman Indonesia terdiri dari tiga kata yang masing-masing memilikj arti tersendiri,, yaitu sejarah, kemaritiman, dan Indonesia. Sejarah atau history dalam Bahasa Inggris merupakan sebuah kata yang sering muncul dalam berbagai bentuk. Presiden Soekarno dalam sebuah pidatonya mengeluarkan pernyataan yang sampai sekarang masih sering kita dengar, yaitu JAS MERAH yang merupakan akronim dari “jangan pernah sekali-kali melupakan sejarah”. Hal ini berarti sejarah merupakan sesuatu yang penting, karena tidak boleh dilupakan. Sejarah merupakan kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lalu. Makna dibalik peristiwa atau kejadian itulah yang kemudian dipelajari oleh sejarawan, dengan tujuan agar kita bisa belajar dari sejarah. Dengan demikian sejarah itu mengandung pengetahuan tentang suatu peristiwa yang pernah terjadi, hal itulah yang menjadi objek para sejarawan. Jika kita merujuk pada Kamus Bahasa Indonesia Online, arti kata sejarah adalah “1 asal-usul keturunan silsilah; 2 kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pd masa lampau; riwayat; tambo cerita -; 3 pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yg benar-benar terjadi dl masa lampau; ilmu sejarah”.Sedangkan kemaritiman memiliki kata dasar maritim ya atrti kata maritim dalam KBBI 2011879 adalah 1 segala sesuatu yang berkenaan dengan laut dan 2 berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Selanjutnya, kemaritiman bermakna hal-hal yang menyangkut masalah maritim atau sifat kepulauan Indonesia. Istilah maritim sering disinonimkan dengan kata bahari yang bermakna 1 dahulu kala; kuna, 2 indah; elok sekali, dan 3 mengenai laut; bahari KBBI 2011115. Dengan demikian, sejarah maritim adalah studi tentang aktivitas manusia di masa lampau yang berkaitan dengan aspek-aspek kemaritiman, khususnya pelayaran dan perdagangan Poelinggomang, 20121.Oleh karena itu, maka Sejarah Kemaritiman Indonesia mengkhususkan pada studi tentang aktivitas manusia di masa lampau yang berkaitan dengan aspek-aspek kemaritiman, khususnya pelayaran dan perdagangan yang terjadi wilayah Indonesia atau lebih tepatnya Nusantara, karena di masa lalu sebelum tahun 1945 Indonesia belum menjadi negara. Mengacu pada salah satu artikel di yang ditulis oleh Y. Paonganan, dikatakan bahwa sejarah maritim di Indonesia adalah sejarah yang terlupakan. Hal ini diungkapkan karena kenyataan yang ada sekarang dimana aspek-aspek terkait kemaritiman di Indonesia mulai hilang. Padahal Sejarah mencatat bahwa kejayaan maritim bangsa Indonesia sudah lahir sebelum kemerdekaan, hal ini dibuktikan dengan adanya temuan-temuan situs prasejarah maupun sejarah. Penemuan situs prasejarah di gua-gua Pulau Muna, Seram dan Arguni yang dipenuhi oleh lukisan perahu-perahu layar, menggambarkan bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia merupakan bangsa pelaut, selain itu ditemukannya kesamaan benda-benda sejarah antara Suku Aborigin di Australia dengan di Jawa menandakan bahwa nenek moyang kita sudah melakukan hubungan dengan bangsa lain yang tentunya menggunakan kapal-kapal yang laik layar. Kerajaan Sriwijaya 683 M – 1030 M memiliki armada laut yang kuat, menguasai jalur perdagangan laut dan memungut cukai atas penggunaan laut. Pengaruhnya meliputi Asia Tenggara yang mana hal ini dikuatkan oleh catatan sejarah bahwa terdapat hubungan yang erat dengan Kerajaan Campa yang terletak di antara Camboja dan lanjut, Y Paonganan dalam artikel tersebut, memaparkan bahwa banyak bukti lainnya yang memperkuat eksistensi kemaritiman di nusantara. Kerajaan Mataram kuno di Jawa Tengah bersama kerajaan lainnya seperti Kerajaan Tarumanegara telah membangun Candi Borobudur yang pada relief dindingnya dapat terlihat gambar perahu layar dengan tiang-tiang layar yang kokoh dan telah menggunakan layar segi empat yang lebar. Kejayaan Kerajaan Singosari di bawah kepemimpinan Raja Kertanegara telah memiliki armada kapal dagang yang mampu mengadakan hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan lintas Kerajaan Singosari dipandang sebagai ancaman bagi Kerajaan Tiongkok dimana saat itu berkuasa Kaisar Khu Bilai Khan. Keinginan untuk menaklukkan Kerajaan Singosari dilakukan Khu Bilai Khan dengan mengirim kekuatan armadanya hingga mendarat di Pulau Jawa. Disaat Kertanegara harus berhadapan dengan kekuatan armada Khu Bilai Khan, Raden Wijaya memanfaatkan momentum ini untuk membelot melawan Kertanegara dan mendirikan Kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit 1293 M – 1478 M selanjutnya berkembang menjadi kerajaan maritim besar yang memiliki pengaruh dan kekuasaan yang luas meliputi wilayah Nusantara. Dengan kekuatan armada lautnya, Patih Gajah Mada mampu berperang untuk memperluas wilayah kekuasaan, sekaligus menanamkan pengaruh, melaksanakan hubungan dagang dan interaksi budaya. Bukti-bukti sejarah ini tidak bisa dielakkan bahwa kejayaan bahari Bangsa Indonesia sudah bertumbuh sejak yang disayangkan oleh Y. Paonganan yang juga dituliskan dalam artikel itu adalah keberadaan berbagai dokumen tentang kejayaan maritim Bangsa Indonesia pada masa lalu, kini dalam perjalanannya kemudian mengalami keredupan. Setidaknya ada dua sebab terjadinya hal ini, yaitu praktek kebaharian kolonial Belanda pada masa lalu; dan kebijakan pembangunan bahari pada masa rezim Orde Baru. Pada masa kolonial Belanda, atau sekitar abad ke -18, masyarakat Indonesia dibatasi berhubungan dengan laut, misalnya larangan berdagang selain dengan pihak Belanda, padahal sebelumnya telah muncul beberapa kerajaan maritim nusantara, seperti Bugis-Makassar, Sriwijaya, Tarumanegara, dan peletak dasar kebaharian Ammana Gappa di Sulawesi Selatan. Akibatnya budaya maritim bangsa Indonesia memasuki masa ini kemudian berlanjut dengan minimnya keberpihakan rezim Orde Baru untuk membangun kembali Indonesia sebagai bangsa bahari. Akibatnya, dalam era kebangkitan Asia Pasifik, pelayaran nasional kita kalah bersaing dengan pelayaran asing akibat kurangnya investasi. Pada era kolonialisme terjadi pengikisan semangat maritim Bangsa Indonesia yang dilakukan oleh kolonial dengan menggenjot masyarakat Indonesia untuk melakukan aktivitas agraris untuk kepentingan kolonial dalam perdagangan rempah-rempah ke Eropa. Mengembalikan semangat bahari itu tidak mudah, diperlukan upaya yang serius dari semua elemen dunia arkeologi Indonesia pun, hal tersebut dapat dilihat dengan kurangnya keberpihakan pemerintah dalam menangani potensi situs-situs arkeologi maritim yang tersebar di seluruh wilayah perairan Indonesia. Kondisi inilah yang menjadi tantangan bagi para penggiat dunia kemaritiman di Indonesia. Diperlukan perjuangan dan kerja keras untuk mewujudkan kembali kejayaan dunia maritim Indonesia, sebagaimana falsafah TNI Angkatan Laut yaitu Jalas veva jaya mahe, yang berarti di Laut kita Jaya. . Oleh karena itu, perubahan orientasi pembangunan nasional Indonesia ke arah pendekatan bahari merupakan suatu hal yang sangat penting dan mendesak. Wilayah laut harus dapat dikelola secara profesional dan proporsional serta senantiasa diarahkan pada kepentingan asasi bangsa Indonesia di laut. Beberapa fungsi laut yang harusnya menjadi pertimbangan pemerintah dalam menetapkan kebijakan-kebijakan berbasis maritim adalah; laut sebagai media pemersatu bangsa, media perhubungan, media sumberdaya, media pertahanan dan keamanan sebagai negara kepulauan serta media untuk membangun pengaruh ke seluruh lain sisi, Perjalanan panjang sejarah maritim Indonesia pada dasarnya hampir sama tua-nya dengan perkembangan peradaban suku anak bangsa di Nusantara. Hal itu, telah memperkaya hasanah bahasa dan mewarnai budaya bangsa Indonesia. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa perkembangan peradaban suku bangsa maritim di Nusantara itu tidak terlepas dari berkembang masuknya suku bangsa lain ke Nusantara dengan membawa berbagai corak dan warna budaya daerahnya data sejarah, aspek kemaritiman yang terekam di masa lalu memperlihatkan adanya kontak budaya dimana ada dua negeri yang pernah datang ke dua wilayah di nusantara, yaitu bangsa India dan Cina pada eksodus pertama tahun 264 hingga 195 SM. Pendatang asing ini umumnya telah memiliki berbagai tingkat keterampilan dibidang kelautan, pertukangan, pertanian, serta memiliki seni budaya yang jauh lebih tinggi dari penduduk pribumi. Negeri yang pertama dikunjunginya adalah Phalimbham di Provinsi Banten dan Lu-Shingshe di Provinsi Bengkulu. Dua negeri ini sama-sama banyak menghasilkan emas pertama kali yang ditemukan oleh bangsa pendatang di merujuk berbagai teori sosiologi – antropologi – arkeologi telah mengajarkan kepada kita bahwa, “Peradaban manusia itu selalu berawal dari kehidupan sekelompok manusia dipesisir pantai atau sungai. Selanjutnya berkembang menjadi komunitas masyarakat yang semula homogen, berubah menjadi heterogen. Dalam suatu masyarakat pergaulan yang lebih besar berbentuk bangsa Nasional dan selanjutnya berkembang menjadi antara bangsa-bangsa Internasional”. Kedatangan bangsa-bangsa asing ini, juga tidak terlepas dari berbagai kepentingan-kepentingan. Secara geologi dan geografis negeri-negeri di Nusantara ini telah dikunjungi oleh bangsa-bangsa asing. Secara umum ada tiga bentuk alasan untuk itu. Pertama, mencari tambang emas. Kedua, perpindahan penduduk Exsodus akibat bencana alam. Baik vulkanis maupun tektonis, akibat terjangkitnya wabah penyakit, dan perang. Ketiga, meningkatnya hubungan perdagangan. Dalam pelayaran yang dilakukan oleh bangsa-bangsa lain, mereka selalu membuat sebauh catatan tentang pelayaran yang dilakukan oleh mereka seperti halnya Peta kita dilihat dari peta yang ada, tampak dengan jelas bahwa rute pelayaran melintasi Selat Sunda telah lama dilakukan oleh pelaut-pelaut India, Arab Asia dan Afrika yang akan menuju ke negeri Cina. Mereka biasanya singgah dulu di Phalimbham dan Pulau Panaitan serta Kota Perak yang berada di Provinsi Banten sekarang, sebelum meneruskan perjalanan pelayarannya ke negeri yang hendak ditujunya. Rute Laut merupakan salah satu rute perjalanan menuju Cina, disamping melalui darat. Para Pedagang lebih banyak memilih rute laut dari pada darat karena pertimbangan keamanan. Selain itu, rute darat menuju Cina biayanya lebih mahal dan barang yang dibawapun sangat terbatas jika dibandingkan melalui yang sama juga terjadi di Selat Malaka, dimana sejak dulu diketahu, kalau rute ini tidak aman Karena prompak atau bajak laut Thailand, Malayu dan bajak laut Cina di Nan Yang atau Nan Hai Lintas Selat Sunda kelihatannya lebih aman, karena rute ini banyak dilayari kapal layar pedagang-pedagang dari berbagai negara yang hendak menuju Phalimbham dan Tarumanagara. Kata Phalimbham atau Phalembhang di Sumatera Bagian Selatan, sering digunakan secara rancu oleh para peneliti atau penulis sejarah. Phalimbham yang berada di Provinsi Banten ini merupakan negeri yang pertama disinggahi oleh nenek moyang dinasti Tarumanagara, sedangkan Phalimbham atau Phalimbhang di merupakan sejarah dari maritim Indonesia pada abad dulu. Dilihat dari sejarah tersebut apakah negara Indonesia masih menyandang predikat seabagai negara Maritim yang telah dikenal oleh orang luar pada masa sebelum Masehi. Saat ini, Maritim Indonesia Indonesia masih sangat kurang diperhatikan oleh pemerintah, padahal Indonesia sebagai negara maritim yang memiliki pulau kurang lebih dari buah pulaunya sangat berpotensi sekali dalam kemaritiman antar pulau.

PorosMaritim terdiri dari 3 (tiga) elemen yang menjadi dasar atau pondasi yaitu : P ertama, poros maritim dapat dilihat sebagai sebuah visi atau cita-cita, dalam konteks ini gagasan poros maritim merupakan sebuah seruan besar untuk kembali ke jati diri Indonesia atau identitas nasional sebagai sebuah negara kepulauan, yang diharapkan akan ter wujud dalam bentuk Indonesia sebagai kekuatan

Mengenai dunia kemaritiman di Indonesia, berikut adalah sejarah singkatnyaPada kemerdekaan Indonesia, yaitu 17 Agustus 1945 wilayah Indonesia hanya berupa wilayah Hindia Belanda yang ditambahkan dengan Timor, Papua, Malaka, Borneo Utara, dan juga kepulauan di sekelilingnya yang sesuai dengan perjanjian BPUPKI 11 Juli 1945. Selain itu, wilayah laut Indonesia ini hanya selebar 3 mil dari garis pantai sehingga kapal yang berasal dari negara lain bisa secara bebas melintasi laut yang berada di antara pulau-pulau di Indonesia. Hal ini membuat Indonesia khawatir akan adanya ancaman terhadap kedaulatan wilayah dari Indonesia karena mudahnya kapal asing untuk dari itu, dibuatlah Deklarasi Juanda pada 13 Desember 1957 yang menyatakan bahwa setiap laut yang berada di antara pulau-pulau di Indonesia juga termasuk dalam wilayah Indonesia sehingga kapal asing tidak bisa sembarangan masuk. Hal ini tentu tidak disetujui oleh negara-negara yang sering melintasi laut tersebut, seperti Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Inggris, dll. Namun, ada juga beberapa negara seperti Filipina, Yugoslavia, dan Ekuador yang menyetujui pernyataan pada tahun 1982 permintaan pada Deklarasi Juanda disetujui pada konvensi hukum laut PBB. Melalui hal ini, luas dari wilayah laut Indonesia yang tadinya hanya seluas 1 juta km² menjadi 5,8 juta km². Melalui konvensi ini, PBB juga menetapkan bahwa Indonesia adalah negara adalah negara yang sangat luas dan juga diapit oleh dua samudera, yaitu samudera Hindia dan samudera Pasifik. Hal ini tentu membuat Indonesia memiliki potensi dalam bidang kemaritiman yang sangat luar biasa karena luasnya wilayah laut yang ada di Indonesia. Selain itu, berdasarkan United Nations Conventions on the Law of the Sea UNCLOS yang terjadi pada 1982, PBB juga mengakui Indonesia sebagai negara kepulauan dan sebagai negara maritim lebih lanjutMateri tentang potensi ekonomi kelautan di tentang pengertian ekonomi tentang pengertian dari negara jawabanKelas 8Mapel IPSBab 1 - Keunggulan Lokasi dan Kehidupan Masyarakat IndonesiaKode
BlokAmbalat dikelola kontraktor migas ENI asal Italia sejak tahun 1999, sementara Blok East Ambalat dikelola Unocal Indonesia Ventures Ltd. asal Amerika sejak Desember 2004. Pemerintah Malaysia menyebut Blok Ambalat sebagai ND 6 atau Blok Y, sedangkan blio East Ambalat sebagai ND 7 atau Balok Z.2
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Penyajian penulisan dengan mengonstruksi masa lalu dan bertumpu pada data, fakta-fakta yang didapat dari penelitian sejarah disebut Historiografi, Historiografi Maritim merupakan kajian menarik, Indonesia dikenal sebagai negara agraris namun sebelum dikenal sebagai negara agraris Indonesia menyandang negara maritim, karena ini penulis ingin mengulas dari dua buku yang sama-sama berfokus pada dunia maritim di Nusantara, kedua buku memiliki isi pembahasan yang berbeda, sehingga penulis ingin membandingkan kedua isi buku yang berjudul Sejarah dan Dunia Maritim Indonesia dan Sejarah Maritim Indonesia Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa Indonesia dalam Proses Integrasi Bangsa Sejak Jaman Prasejarah hingga Abad XVII.Pembahasan Buku "Sejarah dan Dunia Maritim Indonesia" Buku "Sejarah dan Dunia Maritim Indonesia" diterbitkan tahun 2018 oleh Loka Aksara, buku ini disajikan 152 halaman memuat sepuluh pembahasan, bagian pendahuluan mengenai arti maritim dan kemaritiman, maritim mengindikasikan penggunaan laut untuk kepentingan ekonomi, kemaritiman secara termonologi yaitu cakupan wilayah yang merupakan daerah subur, daerah itu terdapat kegiatan pariwisata, lalu lintas, pelayaran, dan jasa-jasa kelautan. Bab I membahas awal kedatangan nenek moyang melalui laut, berbagai ras menuju Nusantara, gelombang perpindahan penduduk dibagi menjadi beberapa gelombang, gelombang pertama diidentifikasi orang Paleomelanesoid, gelombang kedua berasal dari ras Negrito, selanjutnya pendatang dari daratan Indochina, Cina Selatan dikenal dengan Provinsi Yunnan, rumpun Mongoloid dibedakan menjadi 2 kelompok utama yaitu Proto Melayu dan Deutro Melayu, berlanjut pada sejarah maritim Indonesia yang ditandai adanya bukti-bukti arkeologi seperti prasasti yang ditemukan disekitar pantai, benda prasejarah salah satunya nekara perunggu, penelitian F. Heger mengenai nekara perunggu dijadikan dasar klasifikasi jenis nekara di Asia Tenggara. Identifikasi lainnya berupa situs kapal Punjulharjo, Jawa Tengah. peneliti Prancis Prof. Pierre Y Manguin mengakui situs Punjulharjo terutuh dari yang pernah ada. Pelayaran kuno masa itu memanfaatkan cara tradisional angin dan rasi bintang sebagai penentu arah. Bab III mengenai hubungan dagang antarpulau di Indonesia, hubungan dagang terjadi karena antar pulau saling membutuhkan, System perdagangan menggunakan cara barter kemudian berkembang menggunakan system mata uang yang dibuat kerajaan-kerajaan Nusantara. Perdagangan berkembang hingga terjalin hubungan dagang internasional, Indonesia berperan sentral diperdagangan Internasional karena letaknya strategis, komoditas melimpah, dan perairannya aman. Indonesia bekerja sama dengan India dan Cina. Jalur perdagangan kuno ditempuh melalui jalur darat dan jalur laut, hingga keruntuhan konstatinopel ke Turki Ustmani menyebabkan kedatangan bangsa Barat ke Nusantara. Bab V membahas teknologi perkapalan, penggunaan perahu dalam pelayaran Nusantara sudah dibuktikan melalui berbagai penemuan barang-barang peninggalan dari berbagai situs, seperti situs bangkai perahu di seputar Laut Cina Selatan. Kemudian mengenai teknologi pembuatan perahu kuno menggunakan berbagai teknik teknik ikat, gabungan ikat dan pasak, jahit dan teknik paku. Tidak luput pembahasan mengenai ragam perahu dan kapal Nusantara, terdapat dua jenis perahu tradisional Nusantara, perahu lesung dan perahu papan. Ragam jenis perahu dan kapal ini berasal dari berbagai daerah, ada Sampan yang mirip dengan lesung berbeda dibagian badan, Soppe lebih panjang dan besar dari sampan, selanjutnya ada kapal cadik Papua, perahu Lambo atau Lambok, kapal Pajala dan Patorani, Golekan Late berasal dari Madura, Nade dari Sumatera, Kora-kora, Kapal Layar Jung, Layar Bercadik Borobudur, Layar Pinisi, Kapal Padekawang, Kapal Majapahit, Kapal Kuno Pakur dan Jomon, Perahu Lancang Kuning, Kapal Pledang, perahu Bininta, perahu Jukung Banjar dan Jukung Bali. Pada Bab ke VII buku membahas kerajaan-kerajaan maritim dan pusat perdagangan pelayaran Nusantara, ciri kerajaan maritim yaitu dipesisir pantai, kegiatan ekonomi perdagangan, perikanan, membuat kapal, terdapat pelabuhan, penduduk yang menempati berasal dari pedagang asing, warga lokal, orang laut. Kerajaan-kerajaan maritime nusantara yaitu Kerajaan Sriwijaya, Samudra Pasai, Singasari, Majapahit, Mataram Kuno, Malaka, Aceh, Demak, Banten, Cirebon, Gowa Tallo, Kesultanan Ternate dan Tidore Bab ke VIII buku membahas suku-suku pelaut Nusantara, secara historis suku laut dulunya perompak yang berperan penting pada kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Malaka dan Johor, suku laut menjaga keamanan maritim diketiga kerajaan, mengusir bajak laut, memandu pedagang ke pelabuhan kerajaan serta mempertahankan hegemoni diwilayah tersebut. Suku-suku laut di Indonesia antara lain Suku Bugis, Bajo, Makassar, Mandar, Buton, Madura, Talaud, dan Sangir. Bab ke IX berfokus era kejayaan dan kemunduran maritim Nusantara, era kejayaan dimulai diera kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, Singasari dengan armada dan ekspedisi pamalayunya, puncak kejayaan maritim Nusantara saat Majapahit berhasil mempersatukan Nusantara setelah kemuduran Majapahit, Demak kekuatan baru di Jawa, diluar Jawa terdapat kerajaan Makassar dan Gowa Tallo. Era kemuduran disebabkan konflik internal kerajaan-kerajaan di Nusantara dan kedatangan bangsa barat yang mulai mendominasi perdagangan Nusantara serta berusaha mengalihkan kekuasaan lokal menjadi kekuasaannya. Bab ke X mengenai maritime Nusantara di Era Kemerdekaan, menjelaskan perjuangan Indonesia dalam mengelolah perairan, Dimasa Soekarno Indonesia mendeklarasikan Wawasan Nusantara yaitu memandang laut sebagai wilayah satu kesatuan yang seluruh kekayaan yang terkandung didalamnya tidak bisa dipecahkan. Era Presiden Soeharto Indonesia berupaya mendapatkan pengakuan Internasional di Konvensi PBB tentang Hukum Laut di Montego Bay Jamaica tahun 1982 UNCLOS 1982. UNCLOS 1982 mengakui hak-hak Indonesia atas kawasan dan kekayaan alam diluar perairan wilayah Indonesia. Pemerintahan Habibie, Indonesia kembali mendeklarasikan visi pembangunan dalam Deklarasi Bunaken, Pemerintahan Abdurrahman Wahid dengan komitmen Pembangunan Kelautan dan dibentuknya Departemen Kelautan dan Perikanan dan juga dikembangkannya Dewan Maritim Indonesia kemudian menjadi Dewan Kelautan Indonesia. selanjutnya di Era Reformasi dalam PJPN 2005-2025. Pembahasan buku "Sejarah Maritim Indonesia Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa Indonesia dalam Proses Integrasi Bangsa Sejak Jaman Prasejarah hingga Abad XVII" Buku Sejarah Maritim Indonesia Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa Indonesia dalam Proses Integrasi Bangsa Sejak Jaman Prasejarah hingga Abad XVII diterbitkan pada tahun 2003, bab pertama buku mengenai perlu adanya rekonstruksi penulisan sejarah maritim Indonesia hal ini didasari munculnya berbagai konflik persatuan dan kesatuan bangsa, berawal dari kegelisahan ini penulis buku mencari perspektif baru dengan menjaga persatuan dan kesatuan antar wilayah. Pada Bab II menjelaskan kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia, dimulai dari pembentukan dunia dari perspektif geologi yaitu dibagi menjadi 4 zaman, zaman Arckaeikum, Paleozoikum, Mesozoikum dan Neozoikum. Nenek moyang bangsa Indonesia diidentifikasi terdapat dua ras utama yaitu ras Autromelanesoid dan Mongoloid, hal ini diketahui berkat penemuan pertama manusia purba Pithecanthropus Erectus oleh E. Dubois di daerah Trinil tahun 1890. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Bahkansejak berabad - abad lalu, lautan Indonesia dan selat-selatnya merupakan alur transportasi internasional yang ramai, menghubungkan antara Benua Asia, pantai Barat Amerika dan Benua Eropa. Lautan Indonesia merupakan wilayah Marine Mega - Biodiversity terbesar di dunia, memiliki 8.500 species ikan, 555 species rumput laut dan 950 species PembahasanKedatangan Kolonialisme Portugis ke Indonesia awalnya didasari oleh semboyan feitoria, fortaleza, dan igreja yang secara harfiah artinya emas, kejayaan, dan gereja, atau perdagangan, dominasi militer, serta penyebaran agama ini sama ketika bangsa Eropa datang ke Indonesia. Bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa yang pertama kali menjajah bangsa Indonesia. Pada tahun 1511 bangsa Portugis masuk ke Indonesia melalui jalur laut karena Indonesia merupakan negara maritim sebagai poros dunia. Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas daripada wilayah daratannya, menyebabkan Indonesia disebut negara maritim. Tidak hanya itu, Negara Indonesia menjadi poros maritim dunia. Selain itu Indonesia juga akan kaya rempah rempah di Pulau Maluku. Ekspedisi ini di pimpin oleh Albuquerque sang Gubernur Portugis Kedua memimpin ekspedisi ke Malaka dengan membawa 15 Kapal besar dan kecil serta tentara berjumlah 600 orang. Jalur Bangsa Portugis masuk ke Indonesia. Awalnya Bangsa Portugis masuk ke Indonesia melalui jalur laut yang dimulai dari Malaka, lalu ke Aceh, Banten, Jawa, Cirebon, Sunda KelapaSekarang Jakarta, Laut Banda, Flores, Solor dan sampailah ke Maluku. Saat itulah terjadi penjajahan oleh bangsa Portugis, dengan merampas banyak Rempah-rempah dari Indonesia dan menjualnya di Benua Eropa dengan harga yang sangat tinggi. Padahal, Bangsa Portugis hanya merampas rempah-rempah dari Tanah Maluku. Perkembangan sejarah kemaritiman Indonesia pada masa kolonialisme Portugis adalah karena Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas daripada wilayah daratannya, menyebabkan Indonesia disebut negara maritim. Tidak hanya itu, Negara Indonesia menjadi poros maritim dunia. Selain itu Indonesia juga akan kaya rempah rempah di Pulau Kolonialisme Portugis ke Indonesia awalnya didasari oleh semboyan feitoria, fortaleza, dan igreja yang secara harfiah artinya emas, kejayaan, dan gereja, atau perdagangan, dominasi militer, serta penyebaran agama katolik. Semboyan ini sama ketika bangsa Eropa datang ke Indonesia. Bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa yang pertama kali menjajah bangsa Indonesia. Pada tahun 1511 bangsa Portugis masuk ke Indonesia melalui jalur laut karena Indonesia merupakan negara maritim sebagai poros dunia. Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas daripada wilayah daratannya, menyebabkan Indonesia disebut negara maritim. Tidak hanya itu, Negara Indonesia menjadi poros maritim dunia. Selain itu Indonesia juga akan kaya rempah rempah di Pulau Maluku. Ekspedisi ini di pimpin oleh Albuquerque sang Gubernur Portugis Kedua memimpin ekspedisi ke Malaka dengan membawa 15 Kapal besar dan kecil serta tentara berjumlah 600 orang. Jalur Bangsa Portugis masuk ke Indonesia. Awalnya Bangsa Portugis masuk ke Indonesia melalui jalur laut yang dimulai dari Malaka, lalu ke Aceh, Banten, Jawa, Cirebon, Sunda KelapaSekarang Jakarta, Laut Banda, Flores, Solor dan sampailah ke Maluku. Saat itulah terjadi penjajahan oleh bangsa Portugis, dengan merampas banyak Rempah-rempah dari Indonesia dan menjualnya di Benua Eropa dengan harga yang sangat tinggi. Padahal, Bangsa Portugis hanya merampas rempah-rempah dari Tanah Maluku. Perkembangan sejarah kemaritiman Indonesia pada masa kolonialisme Portugis adalah karena Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas daripada wilayah daratannya, menyebabkan Indonesia disebut negara maritim. Tidak hanya itu, Negara Indonesia menjadi poros maritim dunia. Selain itu Indonesia juga akan kaya rempah rempah di Pulau Maluku. 1 Peningkatan peran aktif Indonesia sebagai negara maritim di forum internasional, diwujudkan melalui strategi: a) Mengupayakan terwujudnya hukum dan perjanjian maritim yang mampu memberikan kontribusi dalam rangka menjaga kedaulatan maritim di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
JawabanSejarah Maritim IndonesiaKetika Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, wilayah Indonesia hanya sebatas wilayah Hindia Belanda ditambah dengan Malaka, Borneo Utara, Papua, Timor, dan kepulauan sekelilingnya berdasarkan sidang BPUPKI 11 Juli 1945. Wilayah laut Hindia Belanda yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia hanya hanya selebar 3 mil dari garis pantai. Bayangkan bahwa Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Banda, Laut Arafura, statusnya merupakan perairan internasional. Pada masa ini, wilayah Republik Indonesia mengacu pada Ordonasi Hindia Belanda 1939, yaitu Teritoriale Zeeen en Maritiemw Kringen Ordonantie TZMKO 1939. Dalam peraturan zaman Hindia Belanda ini, pulau-pulau di wilayah Nusantara dipisahkan oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh 3 mil dari garis pantai. Ini berarti kapal asing boleh dengan bebas melayari laut yang memisahkan pulau-pulau awal kemerdekaan Indonesia, dirasakan bahwa hukum laut yang berlaku saat itu dapat mengancam keamanan dan kedaulatan NKRI. Hal ini dikarenakan wilayah kepulauan Indonesia terpecah-pecah oleh perairan yang statusnya perairan internasional, dan kapal asing bebas berlayar di area DjuandaMenanggapi situasi tersebut, pada 13 Desember 1957, Perdana Menteri Indonesia, Ir. Djuanda Kartawijaya, mendeklarasikan “Deklarasi Djuanda”. Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk dalam daratan Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas atau lebarnya, adalah bagian yang wajar dari wilayah daratan negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian dari perairan pedalaman atau perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Djuanda menyatakan bahwa Indonesia menganut prinsip-prinsip negara kepulauan Archipelagic State, sehingga perairan antar pulau di kawasan Republik Indonesia pun merupakan wilayah Republik ini menuai pro dan kontra dari berbagai negara di dunia. Beberapa negara yang kontra antara lain Amerika Serikat, Ingris, Australia, Belanda, Perancis, dan Selandia Baru. Sedangkan yang pro antara lain Filipina, Equador, dan 1982Amerika Serikat tetap mempertahankan posisinya yang kontra dan menolak Deklarasi Djuanda hingga tahun 1982. Setelah Indonesia melalui perjuangan panjang, pada tahun 1982, Deklarasi Djuanda akhirnya dapat diterima dan ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB ke-III Tahun 1982. Pada pertemuan itu juga, konsepsi Wawasan Nusantara akhirnya diakui dunia sebagai The Archipelagic Nation UNCLOS 1982, luas laut Indonesia bertambah, dari semula kurang dari 1 juta km2 menjadi 5,8 juta km2. Pemerintah Indonesia kemudian meratifikasi UNCLOS 1982 melalui UU No. 17 Tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS, untuk mempertegas aturan dari PBB yang menyatakan Indonesia merupakan negara kepulauan.
PJ0r.
  • paj46j9i3j.pages.dev/183
  • paj46j9i3j.pages.dev/177
  • paj46j9i3j.pages.dev/205
  • paj46j9i3j.pages.dev/331
  • paj46j9i3j.pages.dev/587
  • paj46j9i3j.pages.dev/351
  • paj46j9i3j.pages.dev/445
  • paj46j9i3j.pages.dev/543
  • kemaritiman indonesia mulai dikelola secara internasional sejak zaman